Jagung merupakan salah satu tanaman pangan yang mudah dibudidayakan di berbagai kondisi lahan. Meski terlihat sederhana, proses menanam jagung tetap memerlukan langkah-langkah yang tepat agar hasilnya maksimal. Dengan pengelolaan yang baik, petani bisa mendapatkan tanaman yang tumbuh subur dan menghasilkan tongkol yang berkualitas. Berikut panduan lengkap cara menanam jagung yang baik, mulai dari pemilihan benih hingga panen.
Langkah pertama adalah memilih benih jagung yang unggul. Benih yang berkualitas tinggi akan menghasilkan tanaman yang lebih sehat dan tahan terhadap serangan penyakit. Varietas jagung unggulan seperti Bisi, Pioner, atau NK cukup sering digunakan karena produktivitasnya tinggi. Pastikan benih yang dipilih memiliki ukuran biji seragam, tidak keriput, dan memiliki daya tumbuh lebih dari 90 persen.
Setelah menentukan benih, persiapan lahan menjadi langkah berikutnya. Jagung tumbuh optimal di tanah yang gembur dan kaya unsur hara. Bersihkan lahan dari gulma, batu, dan sisa tanaman sebelumnya agar tidak mengganggu proses pertumbuhan. Lahan perlu dicangkul atau dibajak hingga kedalaman sekitar 20–30 cm. Pada tahap ini, sebaiknya tambahkan pula pupuk kandang atau kompos untuk meningkatkan kesuburan tanah. Jagung membutuhkan paparan sinar matahari penuh, jadi pilihlah area yang terbuka dan tidak ternaungi.
Proses penanaman dilakukan dengan membuat lubang tanam sedalam 3–5 cm. Jarak tanam ideal adalah sekitar 75 cm × 25 cm, dengan satu biji per lubang. Jarak yang tepat membantu tanaman mendapatkan ruang tumbuh yang cukup, serta memudahkan proses penyiangan dan pemupukan di kemudian hari. Setelah benih dimasukkan ke lubang, tutup kembali dengan tanah dan sedikit padatkan agar benih tidak terbawa air saat hujan.
Pemupukan merupakan faktor penting untuk memastikan jagung tumbuh subur. Ada dua jenis pemupukan yang umumnya dilakukan, yaitu pupuk dasar dan pupuk susulan. Pupuk dasar diberikan saat penanaman, biasanya berupa Urea, SP-36, dan KCl dalam jumlah yang disesuaikan kebutuhan lahan. Pupuk susulan diberikan pada umur 2–3 minggu dan 5–6 minggu setelah tanam. Pemupukan dilakukan dengan cara membuat lubang kecil di samping tanaman, lalu menimbunnya kembali setelah pupuk dimasukkan.
Selain pemupukan, perawatan harian juga memegang peran besar. Penyiraman dilakukan sesuai kebutuhan, terutama saat musim kemarau atau ketika tanaman berada pada fase penting seperti pembentukan tongkol. Penyiangan gulma perlu dilakukan secara rutin agar tanaman tidak berebut nutrisi. Pembubunan, atau menimbun tanah ke pangkal batang, membantu tanaman lebih kokoh dan mencegah rebah. Pengendalian hama seperti ulat grayak dan penggerek batang dapat dilakukan dengan pestisida sesuai dosis, atau dengan metode alami jika memungkinkan.
Jagung biasanya siap panen pada usia 90–110 hari, tergantung varietasnya. Tanda-tanda jagung siap panen antara lain daun pembungkus tongkol mengering, rambut jagung berwarna cokelat, serta biji terasa keras saat ditekan. Panen dilakukan dengan memetik tongkol secara hati-hati agar tanaman di sekitarnya tidak rusak.
Dengan menerapkan langkah-langkah ini, proses budidaya jagung akan lebih terarah dan hasil panen pun berpotensi lebih melimpah. Perawatan yang konsisten dan pemilihan benih yang tepat menjadi kunci utama keberhasilan menanam jagung.

